animasi blog

20 Februari 2016

Resensi Novel Hujan Tere Liye



Hai... gak berasa ya udah satu tahun gue gak nge posting apa-apa di blog ini. Di tahun 2015 kemarin emang benar-benar jadi tahun yang super sibuk bagi gue, karna ditahun itu gue harus fokus sama ujian nasional dan mempersiapkan diri untuk ikut tes masuk PTN. Dan Alhamdulillah sekarang gue udah semester dua di jurusan dan universitas yang emang gue inginkan sejak gue SMA, yaitu jurusan Manajemen Universitas Andalas. Oke, disini gue gak bakal ngomongin tentang perkuliahan. Tapi gue bakal ngomongin tentang novel terbarunya Tere liye yang berjudul Hujan. 

            Hujan...

Ada yang suka hujan disini? Atau ada yang punya kenangan disaat hujan?

Gak bisa kita pungkiri sebagian besar orang disaat hujan pasti bakal keingat sama yang namanya kenangan. Entah itu kenangan indah ataupun sedih.




Novel ini berlatar belakang di tahun 2050 an dimana teknologi dan ilmu pengetahuan sudah lebih canggih dari sekarang. Kita bakal dibawa berimajinasi oleh novel ini, membayangkan teknologi-teknologi canggih yang sudah ditemukan ditahun tersebut. Kisah ini dimulai dengan seorang gadis bernama Lail yang mendatangi Pusat Terapi Saraf untuk menghapus memori menyakitkannya, yaitu hujan. Ya, ditahun 2050 an sudah diciptakan sebuah alat yang mampu menghapus memori menyakitkan seseorang. 

            Delapan tahun sebelumnya, terjadi bencana alam yang sangat mengerikan. Yang membawa dampak terhadap kondisi iklim di seluruh penjuru dunia. Bencana itu telah merenggut nyawa ibu dan ayah Lail, saat itu usianya baru 13 tahun. Disaat terjadi bencana tersebut Lail bertemu dengan seorang anak laki-laki yang berusia dua tahun diatasnya, yang menjadi sosok yang sangat penting bagi hidup Lail. Sosok yang menyelamatkan hidup Lail berkali-kali, dia adalah Esok. 

            Ayah Esok sudah lama meninggal, sejak ia masih berusia dua tahun. Ibunya berhasil selamat dari bencana tersebut tapi dengan kondisi kedua kaki yang harus diamputasi, sedangkan empat orang kakak laki-laki Esok mengalami nasib yang sama dengan ibu dan ayah Lail. Esok adalah sosok yang sangat genius dan baik. Sejak kejadian bencana itu Lail dan Esok menjadi sangat akrab, hingga akhirnya Esok dan Lail harus terpisah karna Esok diadopsi oleh keluarga yang sangat kaya yang ingin menyekolahkannya. 

  Lalu bagaimana dengan Lail? Pemerintah sudah menyiapkan panti sosial bagi anak-anak seusia Lail. Di panti sosial itu pula Lail bertemu dengan Maryam. Gadis kribo dengan jerawat di pipi yang menjadi teman sekamar sekaligus menjadi sahabat baik Lail. Maryam adalah sosok sahabat yang baik dan humoris, ia mengerti betul apa yang dirasakan Lail. Meskipun ia sendiri belum pernah merasakan jatuh cinta. 
Lalu bagaimana dengan kelanjutan hubungan Lail dan Esok? Apakah mereka saling mencintai? Atau hanya Lail yang memiliki perasaan itu?

Ditambah lagi dengan keadaan Bumi yang semakin lama semakin buruk, yang menyebabkan para ilmuan dan pemerintah diam-diam membuat empat buah kapal untuk meninggalkan bumi dan mencari kehidupan baru. Meninggalkan bumi hingga bumi kembali pulih dengan alami. Tapi setiap kapal hanya mampu membawa 10.000 penumpang yang dipilih secara acak oleh mesin pelacak genetika. Apakah Lail termasuk didalamnya?  Tapi pasti dengan Esok, iya mendapatkan dua tiket untuk akses ke kapal tersebut. Lantas pada siapa tiket itu akan diberikan Esok? Pada Lail kah? Atau kepada Claudia adik angkat Esok dari keluarga yang mengadopsinya? 

            Lagi-lagi Tere Liye mampu bikin gue terkagum-kagum dengan Novel karangannya. Banyak hal yang gue pelajari dari novel ini. Tentang persahabatan, cinta, perpisahan, melupakan dan pastinya tentang hujan. Gue ngerekomendasiin banget novel ini buat lo baca. Dan seperti biasa, banyak banget kutipan-kutipan Tere Liye di novel ini yang bikin gue paham tentang banyak hal. 

  
Gue gak lupa kok sama janji gue di postingan instagram gue kemaren kalo gue mau nge share beberapa kutipan yang gue baca dari novel Hujan ini ke lo semua. Baiklah, mari kita mulai... dan jangan baper ya ^^

  1. Dia tidak menangis, tapi seperti ada bagian yang kosong di hatinya dibawa pergi, yang tidak dia mengerti. 
  2. Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa.  
  3. Mungkin bagi anak-anak, proses pemulihan bisa lebih capat, tapi tidak bagi orang dewasa. Ada banyak kenangan yang telah terkumpul dikepala mereka. 
  4. Tapi percakapan tanpa kesimpulan itu selalu memiliki kesimpulan.  
  5. Kita pasti bisa menaklukkan semua masalah yang datang, sepanjang terus bekerja keras, seperti pengorbanan yang kamu lakukan.
  6. Mereka hanya duduk bersama selama satu jam, setelah setahun tidak bertemu. Sebentar sekali dibandingkan 365 hari. Tapi baginya itu lebih dari cukup. Dia sudah sangat senang, Rasa senang yang bisa membuatnya sabar menunggu setahun lagi.
  7. Aku tau betapa sesaknya rasa sakit itu. Setiap hela napas, setiap detik. Laksana ada beban yang menindih hati kita. Tangisan membuatnya semakin perih. Ingatan itu terus kembali, kembali, dan kembali. Kau tidak berdaya mengusirnya, bukan?
  8. Apakah kita akan memilih melupakan atau mengenang semua hal menyakitkan?
  9. Jangan pernah jatuh cinta saat hujan, karna ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Masuk akal, bukan?
  10. Kamu tau kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karna kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.
  11. Kamu tau, ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta adalah merasa bahagia dan sakit pada waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela napas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok. Tak pelak lagi, kamu sedang jatuh cinta jika mengalaminya.
  12. Kita tidak akan memperbaiki apapun dengan keributan.
  13. Kamu tau, tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar. Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian.
  14. Hidup ini juga memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari ‘kapan kita akan berhenti menunggu’.
  15. Orang kuat itu bukan karna dia memang kuat, melainkan karna dia bisa lapang melepaskan.
  16. Dia memang tidak menyapamu, tapi dalam banyak hal, kebersamaan tidak hanya dari sapa menyapa. Jika kamu bersedia memperhatikan wajahnya sekali saja saat melihatmu, saat melirikmu, kamu akan tau, esok ingin sekali bicara banyak dengan mu.
  17. Bagaimana kamu akan bersaing mengambil perhatiannya, jika bahkan sebelum melakukannya, kamu sudah mundur lebih dulu. Cemburu. Merajuk memutuskan pergi. Membuat bingung semua orang.
  18. Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya. Biar menetap dihati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian.
  19. Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri. kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karna kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.
  20. Ia sedang menata hatinya, sejak pengalaman lalu, gadis itu sudah berjanji akan mengendalikan perasaannya. Mengusir pergi setiap kali rasa itu datang. Menutup rapat-rapat setiap kali kenangan itu kembali. Siapakah dia? Bukan siapa-siapanya.
  21. Dia sudah berjanji akan melupakan harapan itu, dia telah menata hatinya dengan sangat hati-hati. Dia tidak akan membiarkannya berantakan kembali.
  22. Susah payah ia manata hatinya. Berusaha berdamai, berusaha melupakan, namun sia-sia. Semua benteng yang ia bangun berguguran saat meliah ‘dia’ berdiri dihadapannya.
  23. Aku benar-benar minta maaf kamu harus melewati masa-masa itu tanpa penjelasan. Membuatmu bertanya-tanya, membuatmu menunggu.
  24. Lebih baik mendengar kebenaran meski itu amat menyakitkan daripada mendengar kebohongan meski itu amat menyenangkan. 
  25.  Kenapa ia harus datang? Disaat dia sudah mulai menata hatinya, belajar melepaskan? Kenapa dia harus menanggung lagi semua harapan-harapan itu, setelah dia mulai belajar melepaskan? Kebersamaan yang singkat itu telah meluluh lantakkan benteng pertahanannya. Dia mencintainya, dulu, sekarang dan hingga kapanpun. Itu kenyataan yang tidak bisa dibantah lagi.
  26. Sebenarnya hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu, orang-orang berhasil menaklukkan diri sendiri. meski terasa sakit, menangis, marah, tapi pada akhirnya bisa tulus melepaskan. Maka dia telah berhasil menaklukkan diri sendiri.   
  27. Aku ingin melupakan semuanya. Semua ingatan ini. Semua kenangan, semua pikiran-pikiran buruk yang melintas. Aku ingin menghapusnya dari kepalaku. Aku sudah tidak tahan lagi.
  28. Tapi lihatlah, takdir kembali menyakitimu. Seakan semua itu belum cukup. Takdir sendiri yang mengirimkan laki-laki itu padamu hanya untuk diujung cerita, direnggut begitu saja darimu. Ini sungguh menyakitkan
  29. Sesungguhnya bukan melupakan yang jadi masalahnya, tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakannya.
Gimana? Banyak bangetkan kutipan-kutipan di novel Hujan ini yang bikin kita bisa paham akan banyak hal. Mungkin segini dulu post gue kali ini, gue berniat minimal gue sakali sebulan bakal ngepost deh di blog ini. Btw, jangan lupa follow gue ya di instagram @riikarr kalau kalian mau kasih saran dan komentar bisa komen dibawah ini atau chat gue aja via line atau facebook. Atau kalau kalian kenal gue, bisa langsung ngomong ke gue kalau ketemu. Makasih ya udah mau mampir ke blog gue ini. Hehehe ^^

2 komentar: